Sekarang
disain penyimpanan energi berbahan bakar udara baru dengan kapasitas
penyimpanan energi sepuluh kali lebih lama sudah tersedia.
Arah baru di bidang ini dapat membuka jalan untuk generasi baru mobil listrik, ponsel dan laptop.
Penelitian yang dibiayai oleh Dewan Riset Teknik dan Ilmu Fisika (EPSRC) ini dipimpin oleh peneliti dari Universitas St. Andrews bekerja sama dengan Strathclydedan Newcastle.
Desain
baru ini berpotensi meningkatkan kinerja produk elektronik portabel dan
memberikan dorongan bagi industri energi yang dapat diperbarui. Baterai
ini akan memungkinkan output listrik dari sumber-sumber seperti angin
atau surya, yang akan berhenti menghasilkan energi ketika cuaca berganti
atau saat malam hari tiba.
Kapasitas ini adalah berkat penambahan bagian yang memakai oksigen yang diserap dari udara ketika proses discharge,
menggantikan satu kimiawi yang dipakai pada sistem baterai saat ini.
Dengan tidak perlu membawa kimia dalam baterai akan memberikan
peningkatan energi pada baterai dengan ukuran yang sama. Sejak dahulu
produsen mobil listrik berusaha untuk mengurangi ukuran dan berat
baterai dengan kapasitas isi yang diperlukan.
Sel STAIR (St. Andrews Air) seharusnya lebih murah daripada baterai rechargeable saat
ini. Komponen baru tersebut terbuat dari karbon berpori, yang jauh
lebih murah daripada lithium oksida kobalt pada baterai biasa.
Proyek
penelitian empat tahun ini, yang telah mencapai separuh jalan pada Juli
nanti menghasilkan penemuan di universitas bahwa interaksi komponen
karbon dengan udara bisa berulang, menciptakan sikluscharge dan discharge. Hasil ini telah melipat-tigakan kapasitas penyimpanan pada sel STAIR.
Kepada proyek, Profesor Peter Bruce dari Departemen Ilmu Kimia di Universitas St Andrews mengatakan,
"Sasaran kami adalah meningkatkan kapasitas penyimpanan lima hingga
sepuluh kali lipat, yang mana melampaui batasan kemampuan baterai saat
ini. Hasil kami sejauh ini sangat baik dan sudah jauh melampaui harapan
kami."
"Kuncinya
adalah menggunakan oksigen di udara sebagai perantara, daripada membawa
bahan kimia yang diperlukan masuk ke dalam baterai," kata Bruce.
Oksigen
yang ditarik dari permukaan baterai yang terekspos dengan udara,
bereaksi di dalam pori karbon untuk membuang sisa baterai. "proses ini
bukan hanya gratis, tapi komponen karbon juga jauh lebih murah daripada
teknologi saat ini," kata Bruce. Dia memperkirakan sel STAIR akan
tersedia di pasaran setidaknya lima tahun lagi.
Proyek
ini difokuskan untuk memahami lebih mendalam tentang bagaimana reaksi
kimia pada beterai bekerja dan menyelidiki cara untuk meningkatkannya.
Tim penelitian juga berusaha untuk menghasilkan sel protipe STAIR yang
cocok untuk aplikasi kecil, seperti ponsel atau MP3 player. (Sciencedaily/rob)
0 komentar:
Post a Comment